Sebelum jauh kuayunkan kakiku
Aku titipkan salam terakhir bagimu
Atas segala warna diantara kita
Atas nama cinta yang pernah ada
Kau persembahkan tulus cintamu
Beserta garis-garis kebencian kita
Tlah kau abdikan kesetianmu
Beserta goresan emosi jiwa
Terimakasih atas ciuman itu
Disaat lara hadir hadir kepadaku
Terimakasih atas makna pelukanmu
Dikala duka, antara kau dan aku
Aku bangga atas kasih dan sayangmu
Akupun bangga atas caci makimu
Yang tulus, kau curahkan kepadaku
Aku bangga padamu, gadis manisku
Semua warna-warna itu
Kau syairkan atas nama cinta
Kebencian dan kesetiaanmu
Ganti berganti s’bagai buku cerita
Dan begitulah kau dan aku
Begitulah hidup dalam mengisi hidup
Begitu berarti dalam memahami
Begitu murni dari palung hati
Tak perlu bersimpuh memohon kepadaku
Ataupun maaf dalam sesalmu
Dan terimalah setangkai sesal dariku
Sebagai buah keputusan itu
Tak perlu bersedih
Usah kau menangis
Karna ku takkan selalu ada
Tuk menghapus air mata itu…
[…] perlukan, bukankan dalam kehidupan kita sehari-hari kita mengalami suka-duka, terkadang terbersit emosi dan pertengkaran yang sebenarnya tak kita inginkan. Begitulah pendapatku, aku tidak menolak adanya perayaan […]
By: Valentine, diantara Pro dan Kontra (02) « Kampung Jawa on Februari 14, 2009
at 5:58 am
[…] perlukan, bukankan dalam kehidupan kita sehari-hari kita mengalami suka-duka, terkadang terbersit emosi dan pertengkaran yang sebenarnya tak kita inginkan. Begitulah pendapatku, aku tidak menolak adanya perayaan […]
By: Manusia Jawa » Valentine, diantara Pro dan Kontra (02) on Februari 17, 2009
at 2:57 am