Oleh: Khrisna | Januari 13, 2009

BEGITULAH KAU DAN AKU

Sebelum jauh kuayunkan kakiku
Aku titipkan salam terakhir bagimu
Atas segala warna diantara kita
Atas nama cinta yang pernah ada

Kau persembahkan tulus cintamu
Beserta garis-garis kebencian kita
Tlah kau abdikan kesetianmu
Beserta goresan emosi jiwa

Terimakasih atas ciuman itu
Disaat lara hadir hadir kepadaku
Terimakasih atas makna pelukanmu
Dikala duka, antara kau dan aku

Aku bangga atas kasih dan sayangmu
Akupun bangga atas caci makimu
Yang tulus, kau curahkan kepadaku
Aku bangga padamu, gadis manisku

Semua warna-warna itu
Kau syairkan atas nama cinta
Kebencian dan kesetiaanmu
Ganti berganti s’bagai buku cerita

Dan begitulah kau dan aku
Begitulah hidup dalam mengisi hidup
Begitu berarti dalam memahami
Begitu murni dari palung hati

Tak perlu bersimpuh memohon kepadaku
Ataupun maaf dalam sesalmu
Dan terimalah setangkai sesal dariku
Sebagai buah keputusan itu

Tak perlu bersedih
Usah kau menangis
Karna ku takkan selalu ada
Tuk menghapus air mata itu…


Tanggapan

  1. […] perlukan, bukankan dalam kehidupan kita sehari-hari kita mengalami suka-duka, terkadang terbersit emosi dan pertengkaran yang sebenarnya tak kita inginkan. Begitulah pendapatku, aku tidak menolak adanya perayaan […]

  2. […] perlukan, bukankan dalam kehidupan kita sehari-hari kita mengalami suka-duka, terkadang terbersit emosi dan pertengkaran yang sebenarnya tak kita inginkan. Begitulah pendapatku, aku tidak menolak adanya perayaan […]


Tinggalkan komentar

Kategori